Minggu, 01 Juli 2012

Mencintai karena Allah

Akhi, Benarkah Kau Mencintaiku Karena Allah?
Akhi…
Jika kau mencintaiku karena Allah, jangan dekati aku!
Jika kau mencintaiku karena Allah, jangan menggodaku!
Jika kau mencintaiku karena Allah, jangan merayuku!
Jika kau mencintaiku karena Allah, jaga izzahmu denganku!

Jika kau mencintaiku karena Allah, jangan menyentuhku!
Jika kau mencintaiku karena Allah, jagalah hatimu dan hatiku agar tetap mencintai-Nya!
Jika kau mencintaiku karena Allah, jangan menjadikan aku kekasihmu!
Jika kau mencintaiku karena Allah, pilihlah jalan yang Allah ridhoi untuk mendapatkan hatiku!
Jika kau mencintaiku karena Allah, menjauhlah jika kau tahu aku tidak siap menerima pinanganmu!
Jika kau mencintaiku karena Allah, bersabarlah mengungkapkannya di saat yang tepat!
Jika kau mencintaiku karena Allah, tak perlu risau andai kita tak dapat bersatu, karena kita tidak pernah tahu apakah aku sudah baik untukmu dan kau baik untukku menurut Allah.
Jika kau mencintaiku karena Allah, yakinlah! Jika aku memang ditakdirkan Allah menjadi bidadarimu, kita pasti akan bersatu. Jangan menodai kesucian cinta hanya karena nafsu semata!
Ukhti…
Jika aku seorang lelaki yang menyatakan cinta karena Allah, namun tanpa malu mendekatimu, apa kau tidak merasa takut terjerat padaku?
Jika aku seorang lelaki yang menyatakan cinta karena Allah, namun tanpa segan merayumu, tidakkah kau terbuai oleh bujuk rayuku?
Jika aku seorang lelaki yang menyatakan cinta karena Allah, namun tidak bisa menjaga izzah ketika berdekatan denganmu, bisakah kau menolakku dengan perisai malumu?
Jika aku seorang lelaki yang menyatakan cinta karena Allah, namun tanpa merasa berdosa berani menyentuhmu, apakah kau tidak takut Allah murka padamu?
Masihkah kau percaya pada ucapanku?
Tak curigakah kau kepadaku?
Tak inginkah kau menjauhiku?
Ataukah kau telah terjebak ke dalam jurang nafsu sehingga kau tak mampu menolakku walaupun kau tahu semua ucapanku “mencintaimu karena Allah” adalah palsu?
Ketahuilah ukhti…
Jika aku seorang lelaki sejati yang mencintaimu karena Allah, aku tidak akan berani menyentuhmu, bahkan hatimu sekalipun. Karena aku malu pada Allah jika bayanganku mengacaukan kekhusyukan ibadahmu.
Jika aku seorang lelaki sejati yang mencintaimu karena Allah, aku tidak akan pernah berani merayumu, menggodamu, bahkan dengan bebas tanpa batas berinteraksi denganmu, karena kau belumlah halal bagiku. Aku malu jika harus membuatmu lebih banyak mengingatku daripada mengingat-Nya. Aku malu jika harus menjadi seseorang yang membuat-Nya cemburu padamu karena kau rela melanggar larangan-larangan-Nya karena cintamu padaku.
Jika aku seorang lelaki sejati yang mencintaimu karena Allah, aku tidak akan risau tidak dapat memilikimu karena tidak mengungkapkan cintaku padamu sekarang walau saat ini aku begitu mengagumimu dan menginginkanmu menjadi bidadariku. Karena aku yakin jika engkau memang ditakdirkan untukku, engkau pasti akan menjadi milikku walau aku tidak mengikatmu. Bukankah jika Allah tidak menakdirkan kita bersama, diikatpun pasti akan terlepas juga akhirnya? Jadi untuk apa aku risau?
Ukhti, sadarlah!
Jika aku seorang lelaki sejati yang mencintaimu karena Allah, aku hanya akan berani merayumu, menggodamu, dan menyentuhmu setelah engkau halal bagiku.
Ya Rabbi, kutitipkan cintaku untuknya kepada-Mu.
Untukmu kaum hawa, jagalah hatimu agar kau tidak tersakiti oleh nafsu, karena hatimu sangat rapuh bagaikan kaca. Akalmu setipis sehelai rambut. Maka hanya iman dan taqwa yang akan menguatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar