Akhi, Benarkah Kau
Mencintaiku Karena Allah?
Akhi…
Jika kau mencintaiku
karena Allah, jangan dekati aku!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, jangan menggodaku!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, jangan merayuku!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, jaga izzahmu denganku!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, jangan menyentuhku!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, jagalah hatimu dan hatiku agar tetap mencintai-Nya!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, jangan menjadikan aku kekasihmu!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, pilihlah jalan yang Allah ridhoi untuk mendapatkan hatiku!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, menjauhlah jika kau tahu aku tidak siap menerima pinanganmu!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, bersabarlah mengungkapkannya di saat yang tepat!
Jika kau mencintaiku
karena Allah, tak perlu risau andai kita tak dapat bersatu, karena kita tidak
pernah tahu apakah aku sudah baik untukmu dan kau baik untukku menurut Allah.
Jika kau mencintaiku
karena Allah, yakinlah! Jika aku memang ditakdirkan Allah menjadi bidadarimu,
kita pasti akan bersatu. Jangan menodai kesucian cinta hanya karena nafsu
semata!
Ukhti…
Jika aku seorang lelaki
yang menyatakan cinta karena Allah, namun tanpa malu mendekatimu, apa kau tidak
merasa takut terjerat padaku?
Jika aku seorang lelaki
yang menyatakan cinta karena Allah, namun tanpa segan merayumu, tidakkah kau
terbuai oleh bujuk rayuku?
Jika aku seorang lelaki
yang menyatakan cinta karena Allah, namun tidak bisa menjaga izzah ketika
berdekatan denganmu, bisakah kau menolakku dengan perisai malumu?
Jika aku seorang lelaki
yang menyatakan cinta karena Allah, namun tanpa merasa berdosa berani
menyentuhmu, apakah kau tidak takut Allah murka padamu?
Masihkah kau percaya pada
ucapanku?
Tak curigakah kau
kepadaku?
Tak inginkah kau
menjauhiku?
Ataukah kau telah terjebak
ke dalam jurang nafsu sehingga kau tak mampu menolakku walaupun kau tahu semua
ucapanku “mencintaimu karena Allah” adalah palsu?
Ketahuilah ukhti…
Jika aku seorang lelaki
sejati yang mencintaimu karena Allah, aku tidak akan berani menyentuhmu, bahkan
hatimu sekalipun. Karena aku malu pada Allah jika bayanganku mengacaukan
kekhusyukan ibadahmu.
Jika aku seorang lelaki
sejati yang mencintaimu karena Allah, aku tidak akan pernah berani merayumu,
menggodamu, bahkan dengan bebas tanpa batas berinteraksi denganmu, karena kau
belumlah halal bagiku. Aku malu jika harus membuatmu lebih banyak mengingatku
daripada mengingat-Nya. Aku malu jika harus menjadi seseorang yang membuat-Nya
cemburu padamu karena kau rela melanggar larangan-larangan-Nya karena cintamu
padaku.
Jika aku seorang lelaki
sejati yang mencintaimu karena Allah, aku tidak akan risau tidak dapat
memilikimu karena tidak mengungkapkan cintaku padamu sekarang walau saat ini
aku begitu mengagumimu dan menginginkanmu menjadi bidadariku. Karena aku yakin
jika engkau memang ditakdirkan untukku, engkau pasti akan menjadi milikku walau
aku tidak mengikatmu. Bukankah jika Allah tidak menakdirkan kita bersama,
diikatpun pasti akan terlepas juga akhirnya? Jadi untuk apa aku risau?
Ukhti, sadarlah!
Jika aku seorang lelaki
sejati yang mencintaimu karena Allah, aku hanya akan berani merayumu,
menggodamu, dan menyentuhmu setelah engkau halal bagiku.
Ya Rabbi, kutitipkan
cintaku untuknya kepada-Mu.
Untukmu kaum hawa, jagalah
hatimu agar kau tidak tersakiti oleh nafsu, karena hatimu sangat rapuh bagaikan
kaca. Akalmu setipis sehelai rambut. Maka hanya iman dan taqwa yang akan
menguatkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar