Selasa, 06 Mei 2014

Menilai Cinta

Cinta itu bukan di saat jantung berdebar kencang saat berada di dekatnya.  Atau di saat mata ingin selalu menatap ke arah mana ia melangkah dan melihat. Atau di saat mulut ingin mengungkapkan kepada dunia tentang segala yang kau rasa padanya. Atau di saat diri ingin selalu berada di dekatnya walau tak sewajarnya. Atau ketika kau ingin selalu mengetahui apa kabarnya dan sedang apa dirinya. Bukan dengan berbagai alasan kau hubungi dia, termasuk yang kau pikir syar’i sekadar menghubunginya untuk mengingatkan ibadah.

Cinta sejati itu ketika kau merasa tenang dan sebatas senang saja saat ia di dekatmu, namun kau tak berupaya untuk mendekatinya lebih. Cinta sejati itu saat kau berusaha keras menunduk ketika mata tak mampu lagi menahan keinginan untuk mengetahui bagaimana gerak-geriknya saat ini. Cinta sejati itu di saat ada kesempatan berkhalwat kau berusaha keluar dari ruangan itu dan biarkan dulu ia sendiri. Cinta sejati di saat kau memiliki alasan kuat untuk memintanya mengantarmu ke suatu tempat dengan kendaraan yang dikendarainya, namun alasan syar’imu untuk memendamnya lebih kuat dari alasanmu meminta pertolongan darinya. Cinta sejati itu ketika kau mengingatkannya di saat lalai sebagai saudara muslimmu, di hadapan banyak orang, atau benar-benar di saat ia terlihat khilaf, bukan dengan menghubunginya secara pribadi, bahkan ketika ia sebenarnya tidak lalai.

Ketika cinta menghampiri sebelum atau masih jauh dari masanya, wajar jika cemburu, namun ketahuilah bahwa Allah lebih cemburu saat kau lebih ingin tahu tentangnya daripada tentang-Nya. Saat kau melihatnya dekat dengan wanita lain, ingatlah, dia bukan milikmu. Jika ia memang baik, ia tak akan berani mendekati wanita manapun dengan nafsunya. Jika ia memang baik, ia akan jaga hatinya demi cintanya padamu. Ia akan jaga hatimu dari rasa sakit dan cemburu. Ketika kau mengetahui cintanya, diamlah di hadapannya, jangan diungkit, bersikaplah biasa. Ketika ia mengetahui cintamu, semoga bukan mulutmu sendiri yang menyampaikannya padanya, bersikiaplah biasa, dan kendalikan hatimu. Berdoalah, wahai jiwa yang merindu! “Ya Allah, sebagaimana hati ini berharap ia menjadi yang terakhir untukku, sebagaimana hati ini berharap ialah kekasih dan jodohku yang Kau tetapkan untukku di dunia dan akhirat, jika ia baik untukku dan agamaku,jika pertemuan dan cinta kami adalah bagian dari caramu mempersatukan rusuk dan pemiliknya, maka kumohon izinkanlah itu terjadi. Segeralah ikat cinta kami dengan tali pernikahan yang suci untuk mendapat keridhoan-Mu dan mengukir titipan-Mu sebagai buah cinta kami kelak dengan kebaikan dan akhlak islami. Mudahkanlah, ya Allah, dan jangan dipersulit. Segerakanlah, ya Allah, dan jangan ditangguhkan, serta tetapkan cinta tertinggi kami pada-Mu, dan hadiahilah hati-hati kami dengan ketenangan dalam penantian ini. Namun jika apa yang ada di hati kami adalah hal yang sia-sia, jika cinta yang singgah adalah tanpa makna, hamba mohon tunjukkan hikmah yang lain dari cinta yang telah engkau singgahkan di hatiku dan dia. Anugerahkan diri ini ketenangan dengan menghilangkannya dari hati ini, tanpa rasa sakit, dan tanpa jejak. Gantikan ia dengan seseorang yang jauh lebih baik, segera datang dengan berani meminangku tanpa menangguhkannya. Aamiin”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar