Akan tetapi keinginan dan cita-cita itu tak bisa
terwujud disebabkan semua mahasiswa baru universitasku diwajibkan untuk
mengikuti ospek yang kami sebut dengan PNDK (Penanaman Nilai-Nilai Dasar
Keislaman). Kalau tidak mengikuti kegiatan ini, maka kelak kami tidak diizinkan
untuk menyusun skripsi. Wah, benar-benar gawat.
Akhirnya aku ikut ospek, dimulai dari ospek
universitas yang ternyata biasa-biasa saja. Kemudian dilanjutkan dengan ospek
fakultas yang tidak menakutkan.
Dan sekarang aku sedang bersiap-siap untuk mengikuti
ospek jurusanku, Pendidikan Bahasa Inggris.
Kami diminta untuk membuat topi adat melayu Riau dari
karton hitam, kemudian ikat pinggang dari tali rafia hijau yang dibuat seperti bawahan
orang Papua.
Selanjutnya kalung yang terbuat dari tali yang
ditempelkan kepadanya permen minimal berjumlah sepuluh butir permen.
Tapi aku bersyukur, karena ospek-ospekku tidak
menuntutku untuk mengeluarkan biaya banyak. Kalau teman-temanku dari
universitas lain, mereka mengaku menghabiskan biaya untuk ospek sampai tiga
ratus ribu rupiah, ada lagi sehari menghabiskan biaya dua ratus ribu rupiah. Syukurlah
universitasku, UIN Sultan Syarif Kasim tidak memberatkan para mahasiswa
barunya. Alhamdulillaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar