Minggu, 24 Agustus 2014

Allah Percaya Pemikul Masalah


"Seorang saudagar hanya akan mempekerjakan orang-orang kuat dan bertubuh kekar untuk mengangkut barang dagangan dan harta kekayaannya, karena tak ada orang kerdil yang bisa melakukan itu dan mendapat upah yang layak.

Allah hanya akan membebankan tugas, amanah dan maslahat ummat kepada orang-orang besar yang tangannya cukup kuat dan otaknya cukup cerdas serta sungguh-sungguh sanggup menyelesaikannya, karena tak ada orang kecil dan lemah yang mampu melakukan itu sehingga cukup layak mendapat ganjaran pahala dari-Nya.
Dan ingatlah, “Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan”, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”.."
(AW, 26 Juni 2014)


"Masalah menjadikan seseorang dewasa". Bukan masalah yang sebenarnya menjadikan manusia dewasa. Namun bagaimana manusia akhirnya terdesak untuk mengerahkan seluruh kemampuannya agar masalah dapat teratasi yang menjadikan manusia lebih dewasa. Namun masalah memang menjadi pemicu manusia untuk bertindak lebih.
Ingat bagaimana dahulu ketika kita kecil dan terus berada di bawah ketiak orang tua?
Permasalahan yang kita hadapi hanyalah ketika orang tua melarang untuk membeli coklat lantaran khawatir gigi anaknya akan berlubang. Atau membatasi kita bermain sampai larut senja dan memanjati pagar yang berbahaya. Masalah lain mungkin muncul ketika kemudian kita terjatuh dan terluka, lalu kita menangis. Seketika itu ada ibu yang langsung membereskan hal tersebut. Mungkin kebanyakan masalah kita hanyalah masalah fisik yang saat itu masih sulit dikendalikan sebab mungilnya tubuh kita yang menjadikan hyperactive.
Masalah batin yang ditimbulkan mungkin hanya ketika ayah pergi bekerja dan tidak mengizinkan kita ikut berjalan bersamanya, lalu kita menangis, atau kelahiran si adik baru yang membuat kita cemburu akan terbaginya kasih sayang orang tua.
Seiring usia bertambah, masalah semakin besar sebesar badan dan umur itu kini. Masalah fisik yang dihadapi bukan karena kelelahan bermain hujan-hujanan, namun letih setelah seharian penuh dan terus berlanjut mengurusi amanah, kegiatan kuliah, dan sebagainya. Pikirkan lagi, adakah kita sempat memperhatikan gigi dari coklat dibandingkan memperhatikan urusan tugas kuliah yang menumpuk, atau jangankan memakan coklat, bahkan urusan makanan pokok tidak teratur karena beban pikiran.
Adakah kita peduli matahari yang terbenam ketika semua amanah, anggaplah organisasi kampus belum terpecahkan, atau fajar yang segera timbul sementara tak sepicing pun mata kita tertidur selama bermalam-malam. Kemudian kita mengejar dosen ke sana ke mari, menyelesaikan masalah organisasi ini dan itu, lalu kita terjatuh dari kendaraan karena sedang terbirit-birit. Masihkah kita sempat menangisi luka di lutut ketika tanda tangan dosen belum didapat dan tempat untuk melaksanakan sebuah kegiatan kampus harus secepatnya di-booking?
Bandingkanlah masalah yang dahulu kita hadapi ketika berusia tiga hingga delapan tahun (seingatmu saja) dengan masalah yang kita hadapi sejak menginjak usia lima belas tahun. Bandingkan pula ukuran badan kita. Sebesar apa badan, sebesar itu pulalah masalah yang dipikul badan itu. Jadi tidak mungkin jika badan kita terus membesar sedangkan masalah kita mengecil. Itu tidak sinkron. Makanya Allah menegaskan bahwa Ia tidak akan menguji manusia melebihi batas kemampuannya. Ya, kalau kita sudah dianggap mampu oleh Allah, kenapa tidak Ia percayai kita?
Selama kita berada di koridor yang tepat sesuai din-Nya, maka kita akan dianggap sukses menjalankan tantangan dari-Nya. Lalu, rasakanlah buah yang manis dari tiap tetes keringat dan langkah yang sempat jatuh. Tidak pernah kita mendengar seseorang yang berusaha sekuat tenaga menyelesaikan masalah sesuai dengan aturan Allah namun tetap gagal sampai-sampai dia meninggal. Yang ada hanyalah kisah-kisah manusia giat yang sabar dan pantang menyerah bahkan hingga seluruh kekayaannya habis demi menggapai mimpi dan meruntuhkan tebalnya tembok persoalan yang kemudian ianya menjadi sukses.
Bahkan takdir pun akan menyerah kepada setiap usaha dan doa yang dilakukan seorang hamba Allah. Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan) Allah ta’ala selain doa. Dan tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065). Makanya kita mengenal adanya takdir muallaq yang bisa diubah dengan kekuatan usaha dan doa seorang hamba. Wallaahu a'lam.
Masalah akan timbul seiring dewasanya diri. Berbanggalah orang-orang yang memikul masalah, Allah percaya padamu. Allah mempercayai kita, bukankah itu nikmat? "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar